Kehidupan Politik
Kerajaan Bali
Kerajaan Bali dipimpin atau dirajai oleh :
-
Sri
Kesari Warmadewa Ugrasena
-
Tabanendrawarmadewa
-
Indrajayasingha
Warmadewa
-
Janasadhu Warmadewa
-
Sri Wijaya Mahadewi
-
Gunapriya Dharmapatni
-
Dharma Udayana
Warmadewa
-
Sri Ajnadewi
-
Dharmawangsa Wardhana
Marakatapangkaja [anak Dharma Udayana]
-
Airlangga
-
Anak Wungsu
-
Sri Maharaja Walaprabhu
-
Sri Maharaja
Sakalendukirana Laksmidhara Wijayottunggadewi
-
Sri Suradhipa
-
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Bali
Kegiatan
ekonomi masyarakat Bali dititikberatkan pada sektor pertanian. Hal itu
didasarkan pada beberapa prasasti Bali yang memuat hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan bercocok tanam. Beberapa istilah itu, antara lain sawah,
parlak (sawah kering), kebwan (kebun), gaga (ladang), dan kasuwakan (irigasi).
Di
luar kegiatan pertanian pada masyarakat Bali juga ditemukan kehidupan sebagai
berikut.
-
Pande (Pandai =
Perajin)
Mereka mempunyai
kepandaian membuat kerajaan perhiasan dari bahan emas dan perak, membuat
peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian, dan senjata.
-
Undagi
Mereka mempunyai kepandaian memahat, melukis, dan
membuat bangunan.
-
Pedagang
Pedagang pada masa Bali
Kuno dibedakan atas pedagang laki-laki (wanigrama) dan pedagang perempuan
(wanigrami). Mereka sudah melakukan perdagangan antarpulau (Prasasti Banwa
Bharu).
·
Kehidupan Sosial-Budaya
Kerajaan Bali
Struktur
masyarakat yang berkembang pada masa Kerajaan Bali Kuno didasarkan pada hal
sebagai berikut.
-
Sistem Kasta
(Caturwarna)
Sesuai dengan
kebudayaan Hindu di India, pada awal perkembangan Hindu di Bali sistem
kemasyarakatannya juga dibedakan dalam beberapa kasta. Namun, untuk masyarakat
yang berada di luar kasta disebut budak atau njaba.
-
Sistem Hak Waris
Pewarisan harta benda
dalam suatu keluarga dibedakan atas anak laki-laki dan anak perempuan. Anak
laki-laki memiliki hak waris lebih besar dibandingkan anak perempuan.
-
Sistem Kesenian
Kesenian yang
berkembang pada masyarakat Bali Kuno dibedakan atas sistem kesenian keraton dan
sistem kesenian rakyat.
·
Kehidupan Agama dan
Kepercayaan Kerajaan Bali
Masyarakat
Bali Kuno meskipun sangat terbuka dalam menerima pengaruh dari luar, mereka
tetap mempertahankan tradisi kepercayaan nenek moyangnya. Dengan demikian, di
Bali dikenal ada penganut agama Hindu, Buddha, dan kepercayaan animisme.
Masa Kejayaan
Masa
kejayaan Kerajaan Bali terjadi pada saat Dharma udayana naik tahta. Pada masa Dharma
udayana, kerajaan ini mengalami kejayaan dengan sistem pemerintahan yang
semakin jelas daripada sebelumnya.
Pada
masa Dharma udayana ini, pihak kerajaan memperkuat hubungan tersebut dengan
mengawinkan Dharma Udayana dengan Mahendradata, putri dari raja Makutawangsawardhana
dari Jawa Timur. Hal ini akhirnya semakin memperkokoh kedudukan kerajaan di
antara Pulau Jawa dan Bali.
Penyebab Keruntuhan
Kerajaan
Bali mengalami kejatuhan akibat siasat dari Mahapatih Gajah Mada yang pada
waktu itu sedang memperluas ekspansinya ke nusantara, awalnya ia mengajak raja
Bali untuk berunding mengenai penyerahan kerajaan Bali ke tangan Kerajaan
Majapahit, karena itulah patih Kebo Iwa dikirim ke Majapahit untuk perundingan
damai, akan tetapi sesampainya di sana, Kebo Iwa pun dibunuh tanpa
sepengetahuan kerajaan Bali, kemudian Majapahit mengirim Gajah Mada yang
berpura-pura mengajak berunding, akan tetapi kemudian ia membunuh raja Kerajaan
Bali pada waktu itu sehingga kerajaan Bali berada di dalam kekuasaan Kerajaan
Majapahit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar