Latar belakang datangnya bangsa-bangsa Barat ke
Indonesia:
-Jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453)
-Adanya
berbagai penemuan di bidang teknologi
-Semangat
melanjutkan Perang Salib.
-Pandangan
bahwa bumi itu bulat
-Pandangan
Marcopolo
Pelayar dari Portugis dan Rutenya
1. Bartholomeus Diaz
Berlayar dari Lisabon (ibukota
Potugis) menuju ke selatan. Di tahun 1486 ia tiba di ujung selatan benua
Afrika yang dikemudian hari tempat tersebut dinamakan Tanjung Topan atau
Tanjung Harapan. Dia tidak dapat melanjutkan perjalanannya dan terhenti di
Tanjung Harapan.
2.
Vasco da Gama
Memulai pelayaran dari Lisabon tahun 1497. Vasco da
Gama bertujuan ke India melalui Tanjung Harapan, setelah melewati Tanjung
Harapan, Samudera Hindia, dan Laut Arab sampailah ia di kota Calicut (Kalikut)
tahun 1498. Vasco da Gama mengira ia telah sampai di daerah penghasil
rempah-rempah, padahal ia keliru karena ia baru sampai di India.
3.
Alfonso de Albuquerque
Memulai pelayaran dari Lisabon,
melalui Tanjung Harapan, Samudera Hindia, dan Laut Arab dan sampai di India
(Goa). Dia pernah menjabat sebagai
gubernur di kantor dagang Goa. Dari India, ia kemudian meneruskan pelayaran ke
arah timur. Pada tahun 1511, rombongannya berhasil mencapai Malaka di
Semenanjung Melayu. etahun berikutnya, tahun 1512 barulah kapal Portugis
berhasil sampai di Maluku.
Pelayar
dari Spanyol dan Rutenya
1. Christopher Columbus
-
Pada perjalanan pertamanya, Columbus memimpin ekspedisi dengan tiga kapal,
yaitu Nina (dikapteni oleh Vicente Pinzon Yáñez ),
Pinta (dimiliki dan kapten oleh Martin Alonzo Pinzon )
serta Santa Maria dikapteni olehnya. Mereka berlayar pada 3 Agustus 1492
dari Palos, Spanyol.Pada tanggal 11 Oktober 1492,mereka melihat pulau-pulau
Karibia di tenggara Amerika Utara. Mereka mendarat di sebuah pulau yang mereka
sebut Guanahani, tapi Columbus kemudian menamainya San Salvador. Santa Maria
rusak dan kapten kapal Pinta berlayar sendiri untuk mencoba menyaingi
Columbus.Akhirnya Columbus kembali ke Spanyol di Nina, tiba pada 15 Maret 1493.
- Pada ekspedisi kedua yang lebih
besar Columbus berlayar dengan 17 kapal dan 1.200 sampai 1.500 orang untuk
menemukan emas dan menangkap Indian sebagai budak di Hindia. Columbus
mendirikan pangkalan di Hispaniola dan berlayar di sekitar Hispaniola dan
sepanjang selatan Kuba. Pada saat itu dia melihat pulau Domnika.
- Pada ekspedisi ketiga Columbus
berlayar lebih jauh ke selatan,yaitu ke Trinidad dan Venezuela (termasuk mulut
Sungai Orinoco).Tercatat Columbus adalah orang Eropa pertama sejak Viking Leif Ericsson yang
menginjakkan kaki di daratan Amerika.
- Pada ekspedisi keempat dan terakhir
(9 Mei 1502-7 Nov 1504), Columbus berlayar ke Meksiko, Honduras dan Panama
(Amerika Tengah) dan Santiago (Jamaika).
2. Amerigo Vespucci
Namanya diabadikan ke dalam nama Benua Amerika. Amerigo Vespucci memiliki nama
latin Americus Vespucius, ia
adalah salah satu pelaut yang menjadi anggota dari ekspedisi Marco Polo yang
mengarungi pantai timur Amerika Selatan.
3. Ferdinand Magellan
Ia
berangkat melalui samudera Atlantik. Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia
masuk ke Samudera Pasifik. Yang pada akhirnya Ia tiba di Filipina pada tahun
1521. Dan terbunuh di Filipina
4. Sebastian del Cano
Cano adalah pengganti Magellan.
Setelah berhasil kabur dari Kepulauan Massava, Cano kembali ke Spanyol. Dalam perjalanan
kembali ke Spanyol, mereka singgahdi Tidore. Sejak saat itu, terjalin kerja
sama antara Spanyol dan Tidore. Dialah yang pertama kalinya
mengelilingi Dunia
5. Ferdinand Cortez
Memulai pelayaran menuju daerah Amerika Tengah tahun 1519. Cortez lah yang
berhasil menaklukkan suku Indian Aztec yang ada di Meksiko dan suku Indian Maya
yang ada di Semenanjung Yucatan.
Pelayar dari Belanda dan Rutenya
1. Barentz
Melakukan pelayaran guna mencari jalan
menuju Asia dengan melalui jalur ke Kutub Utara. Dia menemukan pulau Novaya Zemlya.
Untuk mengenang pelayarannya laut yang menjadi jalur pelayarannya dijadikan
sama dengan namanya yaitu Laut Barents.
2.
Cornelis De Houtman
Menempuh jalur pelayaran bangsa
Portugis. Setelah melewati semenanjung Harapan, samudra Hindia dan selat Malaka,
rombongan Cornelis de Houtman sampai di pelabuhan Banten pada tahun 1596
masehi. Dari Banten Cornelis de Houtman melanjutkan pelayarannya kearah
Indonesia bagian timur, untuk memperoleh rempah-rempah. Mereka singgah di
Madura, Bali, kemudian berlayar kearah utara sehingga sampai di kepulauan
Maluku pada tahun 1598 masehi.
VOC
VOC adalah kongsi dagang asal Belanda yang
memonopoli aktivitas perdagangan di Asia dan menyatukan perdagangan
rempah-rempah dari wilayah timur.
Latar belakang berdirinya
VOC :
- Keinginan untuk memonopoli perdagangan.
- Menghilangkan persaingan antar pedagang
Belanda dan Eropa
Hak Octroi / Hak
Istimewa VOC :
1.Hak
monopoli perdangangan
2.Mencetak dan mengedarkan uang
3.Mengangkat dan memberhentikan pegawai
4.Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5.Memiliki tentara
6.Mendirikan benteng
7.Menyatakan perang dan damai
8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa setempat
Berakhirnya kekuasaan VOC (1799)
Faktor Eksternal
- Napoleon
Bonaparte menguasai Belanda dan mendirikan Republik Bataaf (1795-1806)
Faktor Internal
- Korupsi
disemua tingkatan
- Perdagangan
gelap merajalela
- Anggaran
biaya untuk pegawai sangat besar
- Adanya
persaingan dengan Inggris
Herman Willem Daendels (1808-1811)
Kebijakan
pemerintah Kerajaan Belanda yang dikendalikan oleh Prancis sangat kentara pada
masa Gubernur Jenderal Daendels (1808 – 1811). Kebijakan yang diambil Daendels
sangat berkaitan dengan tugas utamanya
yaitu untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris.
Dalam upaya mempertahankan
Pulau Jawa, Daendels melakukan hal-hal berikut.
- Membangun ketentaraan, pendirian
tangsi-tangsi/ benteng, pabrik mesiu/senjata di Semarang dan Surabaya serta
rumah sakit tentara.
- Membuat jalan pos dari Anyer sampai
Panarukan dengan panjang sekitar 1.000 km.
- Membangun pelabuhan di Anyer dan Ujung Kulon
untuk kepentingan perang.
- Memberlakukan kerja rodi atau kerja paksa
untuk membangun pangkalan tentara.
Pemerintahan Daendels berakhir ketika
pada tahun 1810 Kerajaan Belanda yang berada dibawah pemerintahan Raja Louis
Napoleon Bonaparte dihapuskan oleh Kaisar Napoleon Bonaparte. Negeri belanda
kemudian menjadi wilayah Perancis sehingga secara otomatis Indonesia yang
merupakan wilayah jajahan Belanda menjadi wilayah jajahan Perancis. Napoleon
menganggap Daendels sangat otokratis atau otoriter sehingga pada tahun 1811 ia
dipanggil kembali ke negeri Belanda dan kedudukannya digantkan oleh Gubernur
Jendral Janses.
Thomas Stamford Raflles
Ketika akhirnya Inggris
menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa. Penggantinya,
Gubernur Jendral Jansen, tidak mampu menahan serangan musuh, sehingga terpaksa
menyerah. Akhir dari penjajahan Belanda – Perancis ini ditandai dengan Kapitulasi
Tuntang, yang isinya sebagai berikut :
1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat memegang
jabatannya terus.
4. Semua hutang Pemerintah Belanda yang dulu, bukan menjadi tanggung jawab
Inggris.
Kapitulasi Tuntang ini menandakan awal dari
masa pemerintahan Raffles
Langkah-langkah
Raffles pada bidang pemerintahan sebagai berikut :
1. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan.
2. Sistem pemerintahan feodal oleh Raffles dianggap dapat mematikan
usaha-usaha rakyat.
3.Bupati-bupati atau
penguasa-penguasa pribumi dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung
di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
Langkah-langkah
Raffles pada bidang ekonomi sebagai berikut :
1.Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten)
dan sistem penyerahan wajib (verplichte
Leverantie) yang sudah
diterapkan sejak zaman VOC. Kedua peraturan tersebut dianggap
terlalu berat dan dapat mengurangi daya beli rakyat.
2. Menetapkan Sistem Sewa Tanah (Landrent).
3. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
Dalam bidang sosial Raffle menerapkan :
1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
2. Penghapusan perbudakan.
3. Peniadaan Pynbank
(disakiti) yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan Harimau.
Masa pemerintahan
Raffles di Indonesia memberikan banyak peninggalan yang berguna
bagi Ilmu
Pengetahuan, seperti :
1. Ditulisnya buku berjudul History of Java.
2. Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
3. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kebijakan Tanam Paksa (cultuurstelsel)
Pencetus ide sekaligus
pelaksananya adalah Johannes van Den Bosch yang
kemudian menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Aturan tanam paksa :
- Tanah pertanian rakyat tidak melebihi 20%
- Pembebasan tanah untuk tanam paksa
- Menjadi pekerja di pabrik milik Belanda
- Waktu tanam tidak boleh melebihi waktu tanam padi
- Kelebihan hasil produksi dikembalikan ke rakyat
- Kerusakan ditanggung Belanda
Kaum liberal menuntut pelaksanaan sistem tanam paksa dihapuskan. Hal
tersebut didorong terbitnya dua buku pada tahun 1860 yaitu Max Havelaar tulisan
Edward Douwes Dekker dengan nama samarannya Multatuli, dan buku berjudul Suiker
Contractor (kontrak-kontrak gula) tulisan frans Van de Pute. Kedua buku ini
mengkritik keras tentang sistem tanam paksa. Sehingga sistem tanam paksa hari
demi hari mulai hilang.
Pelaksanaan
Politik Pintu Terbuka
-
menghapus tanam paksa
- memperluas penanaman modal swasta asing pd bidang pertambangan dan
pengangkutan
- kerja rodi diganti dgn kerja upah
- mengeluarkan undang undang agraria (agrarische wet) pd tahun 1870
- mengeluarkan undang undang gula (suiker wet) pd tahun 1970
Perlawanan Banten
terhadap Belanda
Sultan Abu
al-Fath Abdulfatah ini lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. pada
tahun 1671 Sultan Ageng Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar
Abdulkahar sebagai raja pembantu yang lebih dikenal dengan nama Sultan Haji.
Sebagai raja pembantu Sultan Haji bertanggung jawab urusan dalam negeri, dan
Sultan Ageng Tirtayasa bertanggung jawab urusan luar negeri dibantu puteranya
yang lain, yakni Pangeran Arya Purbaya. Pemisahan urusan pemerintahan di Banten
ini tercium oleh perwakilan VOC di Banten W. Caeff.
Dalam
persekongkolan tersebut VOC sanggup membantu Sultan Haji untuk merebut
Kesultanan Banten tetapi dengan empat syarat.
(1) Banten
harus menyerahkan Cirebon kepada VOC,
(2)
monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harus menyingkirkan para
pedagang
Persia, India, dan Cina,
(3) Banten
harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji, dan
(4) pasukan
Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan segera
ditarik kembali. Isi perjanjian ini disetujui oleh Sultan
Haji.
Pada tahun 1681
VOC atas nama Sultan Haji berhasil merebut Kesultanan Banten. Istana Surosowan
berhasil dikuasai. Pada tahun 1682 pasukan Sultan Ageng Tirtayasa berhasil
mengepung istana Surosowan. Baru setelah melalui tipu muslihat pada tahun 1683
Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap dan ditawan di Batavia sampai
meninggalnya pada tahun 1692.
Perlawanan Sultan
Agung
Sultan Agung mempunyai cita-cita mempersatukan
seluruh tanah jawa dan mengusir kekuasaan asing dari Indonesia.
Pada tahun
1628 telah dipersiapkan pasukan dengan segenap persenjataandan perbekalan. Pada
waktu itu yang menjadi gubernur jenderal VOC adalahJ.P. Coen. Sebagai pimpinan
pasukan Mataram adalah Tumenggung Baureksa. Akan tetapi hasilnya Baureksa
gugur.
Tahun 1629
pasukan Mataram diberangkatkan menuju Batavia. Sebagai pimpinan pasukan Mataram
dipercayakan kepada Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah, dan Dipati
Purbaya. Ternyata informasi persiapan pasukan Mataram diketahui oleh VOC.
Berikutnya pasukan Mataram mengepung Benteng Bommel, tetapi gagal menghancurkan
benteng tersebut. Pada saat pengepungan Benteng Bommel, terpetik berita bahwa
J.P. Coen meninggal.
Latar belakang Sultan Baabullah menentang
Portugis
Sultan
Babullah memiliki ayah yang bernama Sultan Khaerun, Sultan Khaerun ditipu
dan dibunuh oleh Portugis pada saat berunding. Hal tersebut menyebabkan Sultan
Babullah ingin balas dendam terhadap kematian ayahnya.
Perlawanan
Pangeran Diponegoro
Sebab terjadinya perang diponegoro adalah pembuatan
jalan melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa seizinnya.
Pada saat itu, Belanda dipimpin Jenderal De
Kock yang mempergunakan cara:
1) Siasat Benteng Stelsel, di setiap daerah
yang dikuasai didirikan benteng yang mempersempit gerilya Pangeran Diponegoro
sehingga pasukannya terpecah-pecah;
2) Mengangkat kembali Sultan Sepuh agar tidak
dibenci oleh rakyat Mataram;
3) Mempergunakan politik devide et impera.
Melihat sistem Belanda yang cukup berbahaya
ini, Pangeran Diponegoro memindahkan markasnya ke Plered, Dekso, dan Pangasih.
Daerah Pacitan dan Purwodadi juga berhasil dipertahankan. Serdadu Belanda terus
digempur oleh pasukan Diponegoro sehingga 2.000 orang tentara Belanda tewas.
Pada tahun 1828 – 1830 Pangeran Diponegoro menghadapi kesulitan-kesulitan.
Kenyataan tersebut tidak melemahkan Pangeran
Diponegoro. Ia terus berjuang, bahkan Belanda sampai mengeluarkan sayembara:
Apabila ada yang berhasil menyerahkan Pangeran Diponegoro akan mendapat uang
20.000 ringgit. Namun, tidak ada yang bersedia.
Akhirnya Belanda berhasil menangkap Pangeran
Diponegoro pada tanggal 28 Maret 1830 dan dibawa ke Batavia dengan kapal
"Pollaz", terus diasingkan ke Manado. Pada tahun 1834 dipindahkan ke
Makassar dan akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1855.
Perang Diponegoro yang panjang membawa akibat
sebagai berikut.
1) Wilayah Mataram Yogyakarta dan Surakarta
menjadi sempit, PB VI yang ikut melawan Belanda akhirnya dibunuh di Ambon
(1830).
2) Belanda memperoleh daerah Surakarta –
Yogyakarta sebagai daerah yang diperas kekayaannya.
3)
Adanya sebagian cukai yang dihapus untuk mengurangi kerusuhan.
Perlawanan Sultan
Hasanuddin
Pada awalnya, VOC
melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu. Kemudian kapal-kapal VOC
merusak dan menangkap kapal-kapal pribumi maupun kapal-kapal asing lainnya.
Tanggal 7 Juli
1667, meletus Perang Goa. Tentara VOC dipimpin oleh Cornelis Janszoon Spelman,
diperkuat oleh pengikut Aru Palaka dan ditambah orangorang Ambon di bawah
pimpinan Jonker van Manipa. Kekuatan VOC ini menyerang pasukan Goa dari
berbagai penjuru. Hasanuddin kemudian dipaksa untuk menandatangani Perjanjian
Bongaya pada tanggal 18 November 1667, yang isinya antara lain sebagai berikut.
1. Goa
harus mengakui hak monopoli VOC
2. Semua
orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah Goa
3. Goa
harus membayar biaya perang
Sultan Hasanuddin
tidak ingin melaksanakan isi perjanjian itu, karena isi perjanjian itu
bertentangan dengan hati nurani dan semboyan masyarakat Goa atau Makasar. Pada
tahun 1668 Sultan Hasanuddin mencoba menggerakkan kekuatan rakyat untuk kembali
melawan kesewenang-wenangan VOC itu. Namun perlawanan ini segera dapat
dipadamkan oleh VOC. Dengan sangat terpaksa Sultan Hasanuddin harus
melaksanakan isi Perjanjian Bongaya.
Sebab khusus
Perang Aceh
Aceh menolak terhadap penguasaan Belanda atas
Sumatra, walaupun secara sepihak Belanda telah mengeluarkan Traktat Sumatra
(1871) (yang memberi hak Belanda dapat berkuasa di Sumatra).
Perang Padri
Gerakan padri didirikan oleh tiga orang ulama,
yakni Haji Miskin, Haji Piambang, dan Haji Sumanik sepulang dari Tanah Suci.
Ketiga ulama tersebut sangat kecewa melihat kebiasaan masyarakat Minangkabau
yang telah sangat jauh dari ajaran Islam. Usaha mereka untuk memengaruhi
masyarakat mendapat perlawanan keras kaum adat hingga timbullah peperangan.
Berikut sebab-sebab timbulnya perang.
- Adanya perbedaan pendapat antara kaum
ulama/padri dengan kaum adat. Kaum ulama terpengaruh gerakan wahabi menghendaki
ajaran agama Islam berdasarkan alquran dan Hadis.
- Kaum ulama ingin memberantas kebiasan buruk
yang dilakukan kaum adat, seperti berjudi, menyabung ayam, dan mabuk.
- Perebutan pengaruh antara kaum adat dan kaum
ulama.
Pertempuran semula terjadi pada tahun 1825 di
Minangkabau antara kaum adat dan kaum ulama. Kaum ulama dipimpin oleh Imam
Bonjol. Kaum adat kemudian minta bantuan Belanda. Namun Belanda sedang
terdesak, akibat perang menghadapi Pangeran Diponegoro. Maka, Belanda mengajak
berunding saja dan mengakui batas wilayah kekuasaan kaum padri.
Sesudah tahun 1830, Belanda mengobarkan perang
antara kaum adat melawan kaum padri, dalam hal ini Belanda membantu kaum adat.
Semula pertempuran itu terjadi, tetapi setelah kaum adat sadar akan bahaya
Belanda, mereka bergabung dengan kaum padri melawan Belanda sejak tahun 1832.
Belanda di bawah Van den Bosch menggunakan Sistem Benteng Stelsel dan
dikirimlah bantuan di bawah pimpinan Sentot Ali Basa Prawirodirjo yang kemudian
memihak kepada kaum padri. Sentotpun dibuang ke Cianjur.
Kemudian Belanda menyerang kota Bonjol dan mengadakan Perjanjian Plakat Panjang
(1833), yang isinya:
a. penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak
atau kerja rodi,
b. Belanda akan menjadi penengah jika timbul
perselisihan antarpenduduk,
c. perdagangan dilakukan hanya dengan Belanda,
dan
d. penduduk boleh mengatur pemerintahan
sendiri.
Dengan siasat Benteng Stelsel, Belanda
mengepung benteng Bonjol pada tanggal 25 Oktober 1937 sehingga Imam Bonjol
tertangkap dan dibuang ke Cianjur. Pada tahun1854, Imam Bonjol wafat di Manado.
Perlawanan
Pattimura
Tindakan
Belanda yang sewenang-wenang dan monopolinya yang merugikan menyebabkan
Pattimura berkewajiban membebaskan rakyat Saparua Maluku. Residen Van den Berg
menolak membayar harga perahu menurut kesepakatan. Hal ini berakibat menambah
kemarahan rakyat. Pattimura yang juga dikenal dengan nama Thomas Matulessi
menyerbu benteng Duurstede dan berhasil menguasainya dan residen Van den Berg
terbunuh.
Penggantinya ialah Letkol Groot yang berpolitik licik serta berusaha memecah
belah. Banyak pemimpin yang ditangkapnya sehingga kekuatan semakin lemah. Maka
dalam pertempuran selanjutnya, Pattimura beserta kawan-kawannya tertangkap dan
pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman mati dengan cara
digantung di benteng New Victoria. Perjuangannya dibantu Christina Martha
Tiahahu.
Perjuangan
Setelah 1908
Ciri-cirinya
a)
Perjuangan bersifat nasional
b)
Strategi perjuangan diplomasi
c)
Perjuangan dengan organisasi modern.
Faktor pendorong lahirnya nasionalisme
Faktor-faktor dari dalam negeri yang
menyebabkan lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia adalah sebagai
berikut :
- Kejayaan masa lalu.
- Penderitaan dan kesengsaraan akibat
imperialisme.
- Munculnya golongan terpelajar.
- Kemajuan dalam bidang politik,
sosial-ekonomi, dan kebudayaan.
Lahir dan
berkembangnya nasionalisme Indonesia juga didorong oleh faktor-faktor dari
luar, yaitu sebagai berikut :
- Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1905)
- Nasionalisme Turki (1908)
- Gerakan
Nasionalis Rakyat Cina
- Pergerakan Nasionalisme Mesir
- Masuknya paham-paham baru
- Nasionalisme di Filipina
- Pergerakan kebangsaan India
Tujuan
Indische Partij
Menumbuhkan
dan meningkatkan nasionalisme untuk memajukan tanah air yang dilandasi jiwa
nasional serta mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Proses didirikannya Budi Utomo
Boedi Oetomo (BO) atau Budi Utomo (BU)
merupakan pergerakan nasional yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, di
Jakarta. Organisasi ini dirintis oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. BU
didirikan dengan tujuan untuk menggalang dana untuk membantu anak-anak
bumiputra yang kekurangan dana. Namun ide itu kurang mendapat dukungan dari
Kaum Tua. Ide dr. Wahidin itu kemudian diterima dan kembangkan oleh Sutomo.
Seorang mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA).
Sutomo kemudian dipilih sebagai ketua organisasi itu. Sebagian besar pendiri BU
adalah pelajar STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto
Mangunkusumo, dan RT Ario Tirtokusumo. Pada tanggal 29 Agustus 1908, dr.
Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU di Yogyakarta.
Lahirnya Serekat
Dagang Islam
Pada mulanya SI lahir karena adanya
dorongan dari R.M. Tirtoadisuryo seorang bangsawan, wartawan, dan pedagang dari
Solo. Tahun 1909, ia mendirikan perkumpulan dagang yang bernama Sarekat Dagang
Islam (SDI). Perkumpulan itu bertujuan untuk memberikan bantuan pada para
pedagang pribumi agar dapat bersaing dengan pedagang Cina.
PPPKI
Pada tanggal 17 Desember 1927, atas prakarsa
dari tokoh-tokoh PNI dibentuklah Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI). PPPKI adalah wadah berhimpunnya
organisasi-organisasi sosial politik dengan anggota PNI, Budi Utomo, Pasundan,
Sarekat Sumatra, Perkumpulan Kaum Betawi, dan Indonesia Studi Club Surabaya.
Tujuan pembentukan PPPKI adalah sebagai berikut:
1) Menyamakan persepsi dan menentukan aksi
kebangsaan, memperkuat diri dengan penataan kembali organisasi, serta
meningkatkan kerja sama antar anggota;
2) Menghindari perselisihan atau pertentangan
antar anggota yang dapat melemahkan perjuangan.
Lahirnya
Perhimpunan Indonesia
Pada awal abad ke-20, para pelajar
Hindia yang berada di Belanda mendirikan organisasi yang bernama Indische
Vereniging (1908), yaitu perkumpulan Hindia, yang beranggotakan orang orang
Hindia, Cina dan Belanda. Organisasi itu didirikan oleh R.M Notosuroto, R.
Panji Sostrokartono, dan R. Husein Jajadiningrat. Semula organisasi itu
bergerak di bidang sosial dan ebudayaan
sebagai ajang bertukar pikiran tentang situasi tanah air.Organisasi itu juga
menerbitkan majalah yang diberi nama Hindia Putera. Dalam perkembangan
selanjutnya perkumpulan itu mengutamakan masalah-masalah politik. Jiwa
kebangsaan yang semakin kuat diantara mahasiswa Hindia di Belanda mendorong
mereka untuk mengganti nama Indische
Vereninging menjadi Indonesische Vereeniging (1922).
Selanjutnya perkumpulan itu berganti nama Indonesische Vereeniging (1925),
dengan pimpinan Iwa Kusuma Sumatri, JB. Sitanala, Moh.Hatta, Sastramulyono, dan
D. Mangunkusumo. Nama perhimpunannya diganti lagi menjadi “Perhimpunan
Indonesia” (PI). Nama majalah terbitan mereka juga berganti nama Indonesia
Merdeka.
Partai
Nasional Indonesia
Organisasi ini semula bernama Perserikatan
Nasional Indonesia. PNI berdiri di Bandung pada tangal 4 Juli 1927.
Tokoh-tokoh Pendirinya adalah Ir.
Soekarno, Anwari, Mr. Sartono, Mr. Iskaq Cokroadisuryo, Mr. Sunaryo, M.
Budiarto, dan dr. Samsi.
Dalam kongres Perserikatan Nasional yang pertama di Surabaya, Perserikatan
Nasional Indonesia diubah namanya menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI).
Tujuannya adalah mencapai Indonesia Merdeka atas usaha sendiri. Adapun
ideologinya adalah marhaenisme, bersifat mandiri, dan nonkooperatif
Petisi
Sutarjo
1.Volksraad
sebagai parlemen sesungguhnya,
2. Direktur
departeman diberi tanggungjawab,
3. Dibentuk
Dewan Kerajaan sebagai badan tertinggi antara negari
Belanda dan
Indonesia yang anggotanya merupakan wakil kedua
belah
pihak,
4. Penduduk
Indonesia adalah orang-orang yang karena kelahirannya,
asal-usulnya,
dan cita-citanya memihak Indonesia.
Tujuan
GAPI
1) Menghimpun organisasi-organisasi politik
bangsa Indonesia untuk bekerja bersama-sama.
2) Menyelenggarakan kongres Indonesia.
Ki
Hajar Dewantara
Dia sangat berperan dalam dunia
pendidikan Indonesia. Ia adalah pendiri Taman Siswa. Selain berperan dalam dunia
pendidikan dia juga ulet sebagai seorang wartawan muda. Ia pernah menulis
"Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua,
tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah
"Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik een
Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres
W.R
Soepratman
Tokoh
Perempuan Masa Pergerakan Nasional
1. Dewi Sartika (Pelopor gerakan wanita di
Jawa Barat) lahir di Bandung, 4 Desember 1884. Ia
mendirikan Sekolah dengan nama Sekolah Keutamaan Istri.
2. R.A Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21
April 1879. Ia terkenal dengan karyanya Habis Gelap Terbitlah Terang
Peran
Soekarno
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung. Organisasi ini menjadi cikal
bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya
ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929, dan memunculkan pledoinya yang fenomenal:
Indonesia Menggugat, hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember
1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia
(Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada
bulan Agustus 1933, dan diasingkan
ke Flores.
Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya
tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam
bernama Ahmad Hassan.
Soekarno baru kembali bebas pada masa
penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Tokoh-tokoh
pergerakan nasional
1. Dr.Soetomo (Beliau lahir di
Nganjuk, 30 Juli 1888.)
2. KH.Samanhudi (Beliau lahir
di Laweyan, Solo pada tahun 1868 )
3. H.O.S Cokroaminoto (Beliau
lahir di Ponorogo,pada tahun 1882 )
4. KH.Ahmad Dahlan ( Pendiri Muhammadiyah ) ) (Lahir di Yogyakarta)
5. Ki Hajar Dewantara ( Pendiri
Taman Siswa ) (Lahir di Yogyakarta)
6. Wahid Hasyim ( Pendiri NU )
(Lahir di Jombang)
7. Douwes Dekker (pengarang
buku Max Haveelar) (Lahir Di Pasuruan)
8. Dr. Cipto Mangunkusumo
(Lahir di Pecangaan)
9. Soekarno (Lahir di Surabaya)
Sumpah Pemuda yang dilakukan pada 1928
Pengaruh Sumpah Pemuda terhadap organisasi
pergerakan nasional sangat besar. Organisasi-organisasi politik yang lahir
setelah Sumpah Pemuda, semuanya memakai kata “Indonesia” dalam namanya, seperti
Partai Indonesia (Partindo) tahun 1931, Persatuan Bangsa Indonesia (PBI) tahun
1931, Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935 dan lain-lain. Bahwa partai
Sarekat Islam, pada tahun 1929 berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam
Indonesia (PSII). Dengan demikian partai ini lebih menujukkan corak
kebangsaannya. Bagi organisasi pemuda sendiri, gerakan ke arah persatuan
semakin giat diusahakan setelah Kongres Pemuda II. Proses penyatuan berbagai
sifat kedaerahan menjadi sifat nasional merupakan suatu proses integrasi yang
nilainya sangat dalam.